September 20, 2014

Kenapa Permukaan Bulan Terlihat Sama di Bumi?

Pernahkah memperhatikan penampakkan bulan? Mengapa muka bulan yang dapat terlihat dari bumi adalah setengah bulatan yang sama saja? Mengapa belahan bulan  lainnya tidak pernah terlihat? Bagaimana pola pergerakan bulan dan hubungannnya dengan penampakkan wajahnya? 
 
 
 
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa bulan dikenal sebagai satelit bumi. Satelit artinya pengikut, karena bulan selalu bergerak mengelilingi bumi. Sementara bumi yang merupakan induk  di dalam waktu sama juga bergerak dalam orbitnya mengitari matahari.

Bulan berbeda dengan matahari yang memancarkan cahaya kemilau dan panas, ia memancarkan cahaya sejuk dan dingin. Fakta ini menunjukkan bahwa apa yang dipancarkan oleh matahari dan bulan tidak sama. Ilmuwan Yunani bernama Aristarchus  (310-230 SM) adalah orang pertama yang berpendapat terkait dengan fakta tersebut mengatakan bahwa bulan tidak mengeluarkan cahaya sendiri seperti matahari. Bulan hanya menerima sinar matahari dan kemudian sinar itu dipantulkan oleh permukaan tanahnya. Dengan demikian bulan bukanlah sumber cahaya, dan cahaya yang kita lihat itu adalah hanya pantulan dari sinar matahari. Logika lain yang dibangun untuk sampai pada kesimpulan demikian adalah Aristarchus berangkat dari argumen bentuk bulan yang selalu berubah-ubah. Kalau bulan memancarkan cahaya sendiri, tidak mungkin kita melihatnya berubah bentuk. Sebab jika bulan merupakan sumber cahaya tentu seluruh permukaannya akan bersinar sehingga darimanapun melihatnya bentuknya akan tetap sama.

Sebenarnya bukanlah bulan yang berubah bentuk, tetapi pola hubungan yang terbentuk dari kedudukan bulan dari arah matahari yang dilihat dari bumi itulah yang bergeser dari waktu kewaktu. Akibat yang ditimbulkan adalah perubahan penampakan bulan dari bumi. Logika di atas dapat pula digunakan untuk membangun teori bahwa bulan bergerak mengitari bumi pada orbitnya. Dengan kata lain, bulan tidak akan berubah bentuknya kalau ia tidak bergerak mengitari bumi. Selanjutnya kita lebih fokus pada bahasan mengapa wajah bulan yang kelihatan dari bumi hanya separoh, sedangkan bagian lainnya tak pernah kita saksikan dari bumi. Apa yang menyebabkan penampakkan bulan seperti ini?

Penampakkan konstan bulan yang demikian disebabkan adanya keseimbangan pergerakan bumi dan dan bulan, yaitu lama peredaran bulan mengitari bumi sama dengan lamanya waktu bulan berotasi pada sumbunya. Jangka waktu yang diperlukan adalah 1 bulan. Akibatnya bagian bulan yang tampak dari bumi hanyalah sebelah muka yang sama saja. Sedangkan belahan bulan yang lain tidak pernah tampak. Untuk melihat wajah bulan yang sebelahnya manusia mesti pergi ke luar angkasa.
Sampai di sini mungkin kita bertanya, jika keseimbangan gerak terjadi antara evolusi bulan dan rotasinya berarti permukaan bulan yang mungkin dilihat dari bumi adalah satu belahan yakni 50% permukaan bulan. Oh tidak, ternyata tidaklah demikian. Pergerakan bulan yang tidak sederhana menimbulkan efek penampakan yang tidak sesuai dengan logika di atas.

Ketika melakukan geraknya yang khas bulan tidak selalu terletak pada bidang yang sama. Baik bentuk atau posisinya yang relatif terhadap matahari dan bumi secara terus menerus berubah. Karena sebab-sebab inilah maka bagian bulan yang terlihat di bumi agak berbeda sehingga setelah satu periode waktu  (yakni 1 bulan) kita dapat melihat 59% permukaan bulan dari suatu tempat pengamatan di bumi. Perubahan-perubahan dalam orbit bulan terjadi dalam daur-daur. Karena hal inilah, permukaan bulan yang dapat dilihat mengalami librasi, sehingga daerah-daerah kecil di tepi cakramnya yang bisa diamati terlihat. Dengan kata lain titik tengah dari bulatan bulan yang nampak bukanlah titik yang sama saja, melainkan bergeser sedikit letaknya. Dengan demikian bagian bulan yang dapat disaksikan dari bumi lebih luas sedikit dari separoh. Sisi-sisi piringan pada kutub utara dan selatan serta bagian kanan kirinya dapat berganti-ganti terlihat.
 
Periode rotasi Bulan tidak sama denga periode rotasi Bumi. Periode rotasi Bumi adalah 24 jam (1 hari), sementara periode rotasi Bulan adalah 27.3 hari. Wajah bulan yang dilihat oleh seluruh manusia di Bumi, baik di Indonesia maupun di belahan Bumi lainnya selalu nampak sama.Mengapa demikian? Wajah Bulan selalu pada sisi yang sama menghadap Bumi karena  periode rotasi Bulan sama dengan periode revolusinya (waktu yang dibutuhkan untuk mengitari Bumi). Kenapa kedua periode ini bisa sama, disebabkan oleh fenomena yang dinamakan tidal locking atau penguncian pasang/gravitasi.

Fenomena penguncian gravitasi ini adalah fenomena umum dalam sistem gravitasi. Banyak satelit planet-planet lain juga terkunci gravitasi dengan planet induknya.
Kenapa fenomena tidal locking terjadi adalah karena adanya torsi yang diberikan Bumi kepada Bulan, dan Bulan bereaksi dengan menyesuaikan periode rotasinya sehingga tercapai kesetimbangan yaitu saat periode rotasinya sama dengan periode revolusinya.

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar